Rabu, 29 September 2010

suara lembut wanita

"wahai lelaki ijinkan kuutarakan sesuatu padamu.sesuatu yang menjadi tuntutan hatiku
diantara barisan harapanku pada sembah sujudku sepenuh hati ikhlas.
Diantara permohonan dan pintaku pada-Nya
Diantara Doa doa sekalipun ada tangis
Aku berdoa untukmu.untuk kita aku menangis karenamu .. Tolong jangan menyia nyiakannya ..
aku diam karenamu
diam menanti kau terjaga
diantara sedih yang selalu ada menghampiri
pahit yang aku dapati dan duka senantiasa mengitari
tak kan kukeluhkan.karna aku percaya pada ahirnya engkau mengerti..."


ohh…kata kata lembutnya sungguh penuh arti.suaranya lirih namun terasa menggema
Begitu bodoh aku jadi lelaki
Wanita yang menjunjung tinggi pada kesetiaannya
Wanita yang tegak kokoh berdiri menggenggam erat kepatuhannya pada ikatan
Menangis….sekalipun menangis sungguh penuh kasih sayang
Wanita yang memilih diam bukan tak peduli
Namun menempatkan diri
Tanpa lelah memberiku waktu merenung
Wanita yang memburuku dengan kesabaran dan kelembutannya
Tanpa ada gurat letih dengan Doa dan ketulusannya

Pilihan Allah memang tak selalu seindah mimpi mimpi dan keinginan, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Namun,….

Astagfirullah
Aku mengabaikan kasih sayang-Nya
Wahai wanitaku.Dirimu….untukku…..
Engkau adalah pilihan terbaik untukku dari-Nya
Berdua kita menghabiskan waktu bagaikan mimpi tak berujung
Berdua pijakan kaki penuh kasih sayang melangkah lurus di jalan-Nya

Senin, 27 September 2010

Tiara dalam kenangan

July 2009….sebuah kisah atau sebuah kenangan lama harus kembali menghias hari hariku.bagaimana tidak.pandanganku tertuju pada wajah seorang gadis dalam photo disebuah situs internet salah satu layanan jaringan social internet yang juga bisa dibilang sebagai fasilitas untuk berteman dan membina kehidupan sosial (Facebook). Benarkah yang kulihat ini?ini memang sudah teramat lama sekali.sudah belasan tahun.tapi wajahnya benar benar sangat tidak asing bagiku.terlebih lagi dengan senyumnya..aku ingat sekali waktu dulu aku dapat melihat dan merasakan langsung keindahan senyumnya itu serta kehangatan sentuhan tangannya dalam jabat perkenalan. Aku harus bisa menjawab pertanyaan ini.namun seandainya benar wajah dalam poto itu adalah sosok gadis yang dulu pernah bermain dalam anganku.apa yang harus aku lakukan? Karena aku yakin pasti Dia lupa atau sudah tidak mengenalku.karena biar bagaimanapun perkenalan kita waktu itu sangatlah teramat singkat.tidak ada perbincangan hebat. Lalu dengan dibalut rasa penasaran yang teramat sangat aku coba melihat profilenya.namun sayang..,profilenya terbatas hanya untuk teman.berarti aku harus jadikan dia temanku dulu.baru aku bisa lihat profilenya. Bisikku dalam hati.



Hari hari berikutnya aku hanya menunggu konfirmasi darinya. Dan itu sungguh tidak sia sia. Dia menerima ajakan pertemananku. Saat itu yang pertama kali aku lakukan langsung melihat profilenya,harapanku semoga tidak di private berlebihan. Ternyata benar, profilenya cukup terbuka. Tapi sayang, ada keraguan dalam diriku setelah melihat profilenya. Bagaimana tidak. Disitu tercantum Dia beralamat Jakarta, bukan kuningan.salahkah aku? Gumanku dalam hati. Tetapi koq Dia masuk dalam beberapa Group Komunitas kuningan?! Aku harus coba cari tau lebih banyak lagi tentang Dia. Sampai pada ahirnya aku berhasil ngobrol dengan nya lewat fasilitas obrolan facebook.dari mulai menyapa,sampai mulai berani aku sedikit demi sedikit menanyakan sesuatu terhadapnya. Dan itu terjadi dihari hari berikutnya.kita saling bercerita tentang apa saja.pelan tapi pasti keakrabanpun mulai terjalin.Dan saat dia bertanya tentangku, sungguh aku tidak pernah menduga kalau dari situ selain aku ingin memgetahui tentangnya ada kisah lain yang terungkap dari hidupku sendiri.mungkin ini bisa dibilang, semua serba kebetulan… “Sory, Kamu jangan marah ya..,” Tukasku pelan. “Kenapa?” “Nama kamu mengingatkanku pada seseorang yang ada dan tiada.” “Maksud kamu?” Tanyanya penasaran.tapi aku sedikit mengalihkan topic pembicaraan.aku merasa belum waktunya aku berterus terang tentang rasa penasaranku terhadapnya. Bahwa aku pernah mengenal dua sosok gadis bernama tiara, yang satu kuyakini adalah Dia.Tapi sayang tiara yang satunya lagi yang pernah menjadi bagian hidupku telah tiada bersama dengan angin dingin februari. Dan ahirnya tiara yang ini sepertinya sangat penasaran sekali, lalu aku coba ceritakan tentang tiaraku yang telah tiada itu. “Pantaskah aku menceritakannya? Dan tidak terlalu berlebihankah?” ucapku ragu. “Ceritakan, Yan. Jika itu bisa membuatmu lega.” “Kamu percaya cinta?” tanyaku pelan. “Cinta…?! Aku sendiri bingung, Yan. Tapi aku berusaha percaya.” “Aku pernah punya kenangan tentang cinta. Dimana disitu harus ada suka dan juga getir,” “Teruskan, Yan…” pinta tiara. Lalu akupun menceritakan tentang kisah cintaku yang harus kandas karena takdir. Rasa sakit,sesak,getir serta kehilangan membahana menjadi satu mengungkung hidupku saat itu. “Benarkah, Yan. Namanya tiara?’ Tanyanya saat itu. “Iya..,Cuma bedanya. Kalau kamu tiara amelia sedangkan Dia, tiara khoerunisa.” Jawabku sesak. “Apa sebenarnya yang terjadi, Yan? Nama sama dan juga pernah sama2 bertarung melawan sebuah penyakit yang cukup ganas.sama sama pernah divonis dokter.Cuma bedanya….ohhh..,malang sekali tiaramu itu, Yan.” Ucapnya saat itu. “Aku juga tidak tau. Dan sungguh akupun kaget saat kamu bilang bahwa kamupun pernah bergelut melawan penyakit kanker itu.” “Yan, sungguh aku jadi takut.” “Sudahlah..,yang terpentingkan kamu berhasil melewati semua itu.” “Aku bisa membayangkan, bagaimana tiaramu berjuang melawan penyakitnya itu. Karena akupun pernah merasakannya.” “Semua sudah kehendak-Nya..,bukankah pada ahirnya kita semua juga akan kembali pada-Nya?’ sergahku. “Kamu benar, Yan. Hanya saja aku merasa terlalu banyak kebetulan disini. Apa wajahnya juga mirip denganku?” tanyanya spontan. “Entahlah, kalau soal itu aku ngga bisa membandingkan.” Ungkapku berat. Sebenarnya saat itu aku ingin sekali mengatakan bahwa kamupun pernah ada dalam kehidupanku.tapi aku masih ragu. Aku harus mencari tau lebih banyak lagi tentangnya. Tentang siapa Dia sebenarnya? Apakah benar Dia adalah Gadis yang pernah Aku kenal? Walaupun saat itu ada luka lama juga yang kembali terangkat kepermukaan. Tentang tiaraku dimasa lalu yang aku sebut dengan Angin Dingin Februari. Tapi aku sadar, hal itu tidak menjadikan luka yang menyakitkan lagi buatku.karena itu sebuah kenangan indah yang teramat sayang bila kuanggap sebagai luka.

Dengan rasa penasaranku yang cukup besar pelan pelan aku mencoba membaca catatan catatannya. Sungguh catatan yang luar biasa. Bagiku itu bukan sekedar catatan. Itu sebuah kejujuran hati,sebuah ungkapan nyata. Semuanya benar benar sangat menggugahku dan semakin membangkitkan rasa kepenasaranku tentangnya. Satu catatan pertama milik dia yang aku baca adalah “ Langitku “

aku adalah langit tak berbingkai..... kubiarkan bintang bintang disekelilingku .... menemaniku.... menghiasiku,,,,, jangan pernah datang padaku .... kau akan mati dan tersesat .... meski ku ingin kau ada di sini. langit.... tak berbintang, gelap namun indah... Seindah langit malam kau dan aku,...

dan juga “ SENJA” sebuah catatan yang sangat menarik menurutku. Disitu nyata terlukis tentang sebuah cinta,sebuah kehilangan,keputusasaan serta kesepian. Aku sampai berani mengambil kesimpulan bahwa ini bukan sekedar tulisan…,melainkan sungguh tentang sang penulisnya. Dan membuatku memberanikan diri sedikit mengomentari catatannya itu…” semua orang pernah merasakan sebuah kesepian..,tergantung kita bisa atau tidak memaknai dan mengambil hikmah dari kesepian itu sendiri....,percayalah..kebahagiaan tidak slalu datang ditengah keramaian” Dan sejak saat itu akupun membuat sebuah catatan yang secara pribadi yang memang aku tujukan untuknya. Tentang sebuah kebetulan yang pernah Dia sebut. dan catatanku itu sebenarnya sengaja aku buat untuk mengajaknya sedikit menerawang kemasa lalu. Dimana disitu ada sebuah perkenalan yang teramat singkat, tetapi menjadi sebuah kenangan yang selalu aku jaga.

“Semua sudah Kehendak-Mu Ya Allah….”

kebetulankah semua ini.......? tapi aku percaya semua sudah kehendak-Mu ya Allah............ kekuasaan.....kebesaran....anugerah serta mukjizat-Mu sungguh nyata Engkau pernah ambil sesuatu dari diriku yg memang bukan milikku,tapi milik-Mu yg Engkau titipkan padaku tapi Engkau kembali berikan aku sesuatu milik-Mu untuk kujaga semua atas nama-Mu ya Allah........... semua atas kehendak-Mu....... dari semua kebetulan yang aku temui.........aku bersyukur pada-Mu ya Allah aku berusaha belajar dengan kehilangan sesuatu aku akan mendapatkan kembali sesuatu yg lebih baik sesuatu yg memang sudah Engkau persiapkan Ya Allah.......

hari ini.......aku sungguh tidak tau apa apa tapi kutemukan sesuatu yg teramat pernah berarti dlm hidupku sebuah kenangan yg kembali seakan nyata hadir kembali dlm hidupku...... lewat sebuah senyum,untaian kata yg indah,serta tuturnya yg lembut sungguh ini mukjizat-Mu yg luar biasa ya Allah.......


terimakasih ya Allah........ aku bersyukur atas semua ini

terimakasih buat tiara amelia.met ultah ya...terlambat ga apa2 kan?daripada tdk sama sekali, tambahku dalam catatan itu.


“tiara…” “Ian,” sahutku sambil menjulurkan tangan.perkenalan yang cukup singkat namun benar benar meninggalkan kesan yang sangat dalam bagi diriku.entah kenapa saat aku berada di cirebon.aku selalu saja memikirkan gadis itu.selain ingin segera pulang kekuningan untuk menemuinya atau bahkan hanya sekedar dapat melihat senyumnya saja itu sudahlah cukup buatku.

“Rin..,” “Apa sih?” Tanya rianti ketus. “Salam ya..,” ucapku. “Buat siapa? Tanya rianti kemudian sambil membenarkan letak duduknya. “Tuh..,tiara.” Sergahku sambil menunjuk kearah kamar yg kebetulan pintunya tidak tertutup.jadi bisa terlihat jelas orang yang ada didalamnya. “Bener nih…?” “Serius…” Tukasku meyakinkan. Entah salamku pernah disampaikannya atau tidak.yang jelas saat itu aku mulai jarang bisa pulang atau main walau cuma sebentar. kegiatan diproyek cirebon benar benar menguras semua waktuku.sampai sampai aku pernah berpikir…,apa aku buang saja jauh jauh anganku tentang tiara? Dan pernah juga suatu hari aku menyelipkan sehelai kertas dibawah pintu kamarnya,tapi sayang.belum sempat sehelai kertas yg bertuliskan sebuah puisi itu dibaca sama tiara. Bi ade yang biasa masak dan beres beres dirumah itu,melihat ada kertas terselip dianggapnya sampah.disikatnya sama sapu menyatu dengan sampah atau debu lain didalam rumah.aku Cuma bisa diam terpaku. Memalukan..!! pekikku dalam hati.padahal puisi itu aku buat dengan susah payah.walaupun aku saat itu tidak tau apakah tiara menyukai puisi atau tidak?.

Waktu terus berjalan tanpa mampu aku hambat lajunya.seiring dengan itu.komunikasiku difacebook dengan tiara semakin lancar. Dari mulai ngobrol,berbagi cerita sampai saling mengomentari status atau catatan masing masing.sebenarnya pada saat itu aku sudah semakin merasa yakin bahwa tiara yang aku kenal sekarang ini, adalah tiara yang sama yang pernah aku kenal dimasa laluku. Dimasa belasan tahun yang lalu. Saat Dia menjadi anak kost dirumah keluarga angkatku. Namun biarpun begitu aku tidak bisa semberono langsung menceritakan atau mengungkapkan semua ini terhadapnya. Aku masih takut salah. Bisa berabe dan malu nantinya kalau seandainya salah orang. Aku harus mengorek lagi inpormasi tambahan darinya agar aku bisa yakin dengan kenyataan yang nanti akan aku hadapi.

18 sept 2009. akhirnya segala rasa penasaranku selama ini terjawab. ini mungkin berkah Ramahan serta Idul fitri buatku

“kamu kenal, Rianti novitawati? Tanyaku suatu hari “Lupa2 ingat,” “Atau rito anak perum cijoho?” “iya benar, yan . aku kenal. Mereka berdua kan anak smu I kadugede,.terus rumahnya juga kan kalau rianti mah dijalan siliwangi. Walaupun memang.bapaknya juga punya tempat tinggal dicaracas.jadi setauku rianti bolak balik siliwangi caracas” Ujar tiara panjang lebar. “Iya kamu benar…,”tukasku seadanya.padahal dalam hati aku pengen sekali segera bilang.kalau aku tuh dulu sungguh pernah sangat menyukai kamu.suka dan cinta yg tidak sempat aku utarakan. “Tunggu, yan….,sebenarnya kamu siapa,Yan?” “Maksudmu?”aku balik Tanya pura pura ngga ngerti. “Kamu koq bisa tau rianti dan juga rito?” “Bukan Cuma itu,seluruh keluarga rianti aku tau.” “Yang bener,Yan. Siapa kamu sebenernya?” “Ceritaku ini akan menjadi jawaban dari pertanyaan kamu.” “Cerita apa?” Tanyanya penasaran. “Semua ini tak lebih tentang perjalanan hidupku.tentang sebuah kenangan” “Apa hubungannya perjalanan hidupmu dengan keluarga rianti?” “Makanya aku akan ceritakan dari awal. Walaupun mungkin secara singkat, Tapi tidak akan aku kurangi bagian yang penting pentingnya.” “Kalau begitu tolong ceritakan sekarang?” pintanya. “Semua berawal dari hidupku yang mana disitu aku terpaksa harus berjuang hidup dijalanan. Sesuatu yang sebenarnya tidak pernah aku harapkan. Aku harus terbuang dari tengah tengah keluargaku sendiri. Kedua orangtuaku berpisah dan aku…,sungguh memalukan. Jalanan harus menjadi rumahku,kamar tidurku,dapurku sekaligus tempatku mencari nafkah untuk bertahan hidup. Padahal aku sungguh masih butuh belaian kasih sayang dari orangtua. Tapi aku berusaha untuk tidak menyesalinya, aku jalani semuanya dengan tanpa ragu dan jenuh.serta berusaha ikhlas” “lalu?” “Tuhan sungguh adil,” “Lalu?” “Aku dipertemukan dengan sebuah keluarga yang mengantarkanku pada sebuah keyakinan. Bahwa aku masih sangat beruntung dan patut bersyukur.” “Maksudmu keluarga,Rianti?’ “Belum sampai kesitu,” “Lalu?”

“Aku mau nanya,Bukankah rianti sama delima kuliah dibandung?” Tanyaku. “Iya…” “Dan putus dari rito juga kan saat mereka kuliah dibandung.rianti yg di unpas,sementara rito dilpkiai.” “Kamu koq tau banyak,Yan?” “Bukankah kamu juga kost dirumah rianti yang disiliwangi?” “Siapa kamu,Yan?” “Biarkan aku selesaikan ceritaku.” Ujarku santai.sambil kembali melanjutkan ceritaku.hampir semua yang aku ingat tentang kenangan belasan tahun yang lalu aku ungkap dan ceritakan pada tiara.sepertinya tiara menikmatinya dan mulai hanyut dalam ceritaku itu. “Maksudnya apa, Yan?” “Aku diangkat anak oleh orangtuanya Rianti,” “Dan kamu sering pulang ke siliwangi?” “Iya,” “Dan kita pernah kenalan?” Tanya tiara sambil berusaha mengingat ingat sesuatu. “Iya..,saat itu aku benar benar naksir sama kamu.aku jatuh cinta sama kamu. Tapi sayang aku tidak pernah mampu dan mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkannya padamu.aku pernah beberapa kali titip salam ke rianti buat kamu.tapi aku juga tdk pernah tau,apakah salamku itu disampaikan ke kamu atau ngga? Yang aku tau pada saat itu.aku benar benar suka sama kamu.” “Kamu serius,Yan?” Tanya tiara. “Seandainya dulu sempat terucap,sempat aku ungkapkan kata cinta itu.mungkin dalam hidupku saat ini akan ada kisah lain selain puisi yang tersekat dan angin dingin februari.” “Haahaah..dasar kamu, Yan.” “Kenapa?” “tidak apa apa., Yan. Aku mandi dulu ya…?” “Enakan mandi di rumah tua jalan siliwangi.yang kamar mandinya besar juga bak mandinya yang besar.ditambah lagi dengan air dinginnya yang ngga berhenti mengalir.” “iya bener banget, Yan. Jangan jangan dulu kamu suka ngintip aku kalau mandi.” “Aku ngga perlu menjawab,kamu pikir saja sendiri ya.” Sergahku “hayo ngaku..,pernah ya?” “Kalau pernah emang kenapa?” “Ih..dasar, iseng banget sih ngintip orang mandi.” “iseng yang menyenangkan kan?” celotehku. “yan, pasti jika sekarang kamu dah punya pacar atau mungkin isteri.orangnya cantik ya…?” “aku mencari cinta atau pasangan hidup.bukan karena cantik atau paras yang elok.” “Aku tau, tapi minimalkan…,” “Aku cari wanita yang benar benar bisa menerima dan mengerti aku dengan segala keterbatasanku.Cuma kebetulannya aku dapatnya yang cantik terus.” “Haaahaah..dasar.,” “Ketawa lagi, kenapa sih?” “Ada donjuan ternyata disini ya…”sindir tiara.aku hanya bisa tersenyum sambil mengingat kembali masa masa kebelakang yang sungguh penuh dengan dilemma.entah itu tentang cinta,persahabatan serta tentang pertarungan hidupku sendiri melawan ketidakberdayaan yang sangat menyesakanku.yang jelas..,sekarang aku lega dan sangat senang, ternyata dugaanku selama ini tidak keliru. tiara yang aku kenal lewat facebook ternyata memang benar benar sosok tiara yang dulu pernah aku kenal dan pernah bernaung dalam hatiku.walaupun tidak sempat berpacaran…. Terimakasih Tuhan…Engkau telah tunjukan lagi kebesaran-Mu untukku. Dan saat ini, saat kebenaran ini sudah terungkap. Aku hanya bisa berharap kita bisa dekat dalam sesuatu yang lebih berarti dan berharga. Dalam sebuah ikatan pertemanan atau persahabatan…., mungkin itu yang terbaik. Karna toh saat ini kita sudah memiliki kehidupan masing masing. Tentang kenanganku dulu tentang sebuah senyumannya yang sejujurnya masih tetap membekas dalam ingatanku dengan sebuah cinta yang tidak pernah sempat aku ungkapkan, biarlah tetap menjadi sebuah kenangan yang akan senantiasa menghiasi kehidupan kita.dan semakin mendewasakan kita dalam mengarungi hidup. Karena sungguh…,sebuah kenangan bukan untuk dibuang.karna itu tidak akan bisa. serta bukan sebuah beban. Melainkan sesuatu yang patut kita jaga. Karna kadangkala, kenangan dimasalalu bisa menjadi sebuah penyemangat hidup. Dan satu hal lagi, cinta serta persahabatan sesuatu yang harus benar benar bisa kita hargai dan mendapat tempat yang pantas dan semestinya dalam kehidupan kita…..


T A M A T

Catatan tambahan:

Aku masih ingat saat seorang tiara mengomentari catatanku,

teruskan ceritamu,toh angin masih berhembus dan bintang masih berpendar diangkasa. Angin juga masih setia berbisik tentang kabar dan harapan...

susun potongn puzzle kisahmu dengan harapan sebagai bingkainya, cita dan cintamu bisa kau genapi keduanya... hanya tinggal kau langkahkan kakimu, menjemputnya...seperti kau tuliskan setiap rasa lewat bait-bait syairmu.

Belum usai,takkan usai..... jika masih ada sejuta asa dijiwamu !

dan salah satu koment tiara lagi dalam catatanku….,


sekali lagi kisah persahabatan yg menyentuh,banyak sekali kisah yg terjadi dalam kehidupanmu yan....banyak sekali orang orang istimewa yg hadir disana. beruntunglah...jadi bukankah patut berbahagia ?
terima kasih membagi kisah kisah dan tulisan yg indah yan.....

Ahirnya kini baru kusadari.baru aku bisa mengerti dengan kalimat kalimatnya disepenggal catatanku itu.
Dan kusimpulkan bahwa ini memang benar benar sebuah kebetulan yang sangat luar biasa kebetulan.ternyata kenangan itu biarpun seperti apa isinya,tetaplah indah jika kita bisa menyikapinya dengan bijak.tanpa keegoisan.
Dan catatan ini tercipta bukan karna aku ingin membuka kembali sesuatu yang jelas jelas sudah harus tersimpan rapi. Namun sekedar ingatan untuk melangkah lebih baik dan baik lagi.karna toh aku tengah mulai menikmati kehidupanku yang saat ini.
dan tiara....,itulah kenangan……
kini, aku dalam kehidupanku disini.dan dia dalam kehidupannya disana. menyusun potongan potongan puzzle kehidupannya….

kesimpulannya…., tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau aku akan menulis cerita tentangku dan tiara. Bahkan mungkin tiara pun tidak pernah membayangkannya., Tetapi seiring waktu dari seringnya kita slalu berkomunikasi lewat facebook. Pelan pelan aku mulai mengingat sesuatu. Bahwa tiara yang beberapa waktu ini aku kenal di facebook, ternyata dia juga adalah wanita yang istimewa dalam masalalu dan kenanganku sampai saat ini. Yang jelas semua tentang kisah belasan tahun yang lalu. Dimana pada saat itu aku sungguh mengaguminya. Aku hanya berharap semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk sebuah tali silaturahmi yang baik pula……….

Rabu, 08 September 2010

selamat hari raya idul fitri

Maaf…seribu kali maaf jika setiap goresan menorehkan luka

Setiap bait bait yang kusebut puisi mencemaskan jiwa

Setiap sajak yang tercipta hidupkan amarah

Serangkaian catatan jadi noda

Wahai sahabat sahabat dunia mayaku,

Kalian bagiku nyata

Kalian ada disetiap jejak jejak penaku

Jejak jejak pena yang lemah,

Kalian ada diantara setiap langkah langkahku

Lagkah langkah yang gontai seorang insan

Sungguh aku hanya insan biasa penuh khilaf dan kekeliruan

Aku hanya lelaki biasa yang tak berdaya

Langit hatiku berlumur dosa





Maaf…seribu kali maaf jika lisanku berujung menjadi petaka

Entah disengaja ataupun tanpa aku sengaja

Padamu sahabat. aku berkata

Aku meminta

Tolong Bantu dan ingatkan aku tanpa letih.tanpa jenuh

aku yang tak berdaya ini

yang terkadang membalas manis dengan kepahitan

mengubah senyum kalian jadi tangisan

menghadiahkan hitam dilembar putih kalian

aku hanya lelaki dan insan biasa



Sahabat, aku percaya hati kalian semua seluas langit dan bumi

Maka di hari yang fitri ini,

ketika beberapa saat yang lalu,

ketika riak-riak kehidupan dihadapi dengan hati suram,

Melalui lisan yang tak terjaga

ketika berbagai peristiwa melintas seringkali dihadapi dengan tak bijak…

Melalui goresan goresan yang cukup liar

sehingga menenggelamkan kalbu ke dalam lembah kesalahan dan kekhilafan…

Tumpahan tinta yang hanya menabur luka tak terobati di hati siapapun

Mohon maafkan aku…

Seperti embun yang merangkul dedaunan dikala pagi

Seperti itu pula aku meminta maaf yang tulus

Tuk sejukan ikatan persahabatan kita



Selamat hari raya idul fitri

Semoga amal ibadah kita diterima Illahi



minal aidin wal faidin
mohon maaf lahir dan bathin

Selasa, 07 September 2010

oh adelia....oh sahabatku....

Delapan tahun telah berlalu. Delapan tahun yang menjadi sebuah kisah,sebuah penantian yang tak ingin kuakhiri.bukan penantian yang mudah,tapi aku tidak mengganggapnya sulit ataupun sia sia.

Aku tau.mungkin penantian ini bisa saja tidak akan berbuah dengan pertemuan.dan pada ahirnya itu akan membuat banyak orang
berpendapat,bahwa aku telah menyianyiakan waktuku.

Maaf…,bagiku tidak…! Berujung dengan pertemuan ataupun tidak penantianku ini.aku hanya ingin melakukan keinginanku.tetap menjadi sahabatnya, ada…,ataupun tiada dirinya.



Adelia…,taukah engkau.aku sudah kesulitan membuktikan pada setiap orang yang selalu bertanya tentang kamu.apakah mereka tidak mengerti..?betapa tidak ternilainya sebuah persahabatan yang aku dapat dan pernah aku jalani denganmu.



“tiga hari lagi lebaran,Yan. Aku ingin kita bisa lebaran sama sama disini,tapi aku tetap harus pergi dari sini.aku tidak bisa mengubah keadaan ini.” Tutur adelia waktu itu.

“sudahlah.tidak perlu disesalkan.aku cukup mengerti.”

“Aku minta maaf,Yan..”

Ahh…,percakapan singkat kita yang terahir sebelum kamu pergi. Suaramu masih saja slalu terngiang sampai saat ini.segalanya seperti begitu nyata.masih utuh kurasakan.

Saat itu Ingin sekali kuteriakkan ,Jangan pisahkan kami !!!

namun aku tak berkuasa.

Adelia…,kisah kita begitu indah.masih kuingat segalanya.

Ingatkah kau ?

kita pernah melakukan segalanya bersama ,

tertawa , menangis , makan ,berlari dibawah teriknya mentari hingga dalam guyuran air hujan.



Seiring berjalannya waktu. masih utuh dalam ingatanku, Tahun pertama selepas perpisahan kita itu.tepatnya tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri Kukirimkan sebuah goresan kerinduanku terhadapmu melalui alamat email yang pernah kamu beri.entah kamu membacanya atau tidak. Aku tidak pernah tau.



Adelia…..apakah yang tertulis ini menurutmu sebuah syair..?

Syair kesepian seorang sahabat jauhmu

Ingin menembus ruang waktu

Menerobos lembar lembar kaku sekalipun.

Penanya lemah

Tintanya dari tetesan air mata



Aku berusaha rela saat kau meninggalkanku dijalanan ini

Jalanan yang telah menjadi rumahku bertahan hidup

Rumahku yang selalu bising dengan deru mesin Rumah tempat kita pertama dipertemukan

berbagi waktu, Berbagi puisi,canda dan cerita Dalam sejuta makna

persahabatan



aku berusaha tegar memahami setiap ada derai air mata

ada tangis bila kuingat akan dirimu.

Aku tak mampu mengelak

Oh adelia…..

oh sahabatku….

Coba renungkan aku. Aku rindu padamu…..



adelia……,Saat ini. Nanti.Selamanya sampai ujung waktu

Telah terukir diprasastiku ; Engkaulah sahabatku…

Tetap sahabatku…..



Saat ini.ditempat baruku disini.kisah kita selalu aku bawa.dan seperti delapan tahun yang lalu.masih kumiliki dan tersimpan rapi hadiah yang kau berikan saat kau akan pamit pergi.sebuah baju muslim yang kau katakan untuk kupakai disaat sholat raya idul fitri.namun maafkan aku adelia, aku tidak dapat lagi memakainya.baju itu sudah kekecilan. Aku hanya bisa menyimpannya. Menyimpannya rapi dilemari tuaku.

Aku tidak tau lagi bagaimana kamu sekarang.ada dua arti yang aku simpulkan dari salam perpisahan delapan tahun yang lalu. “Sampai ketemu lagi…..,atau selamat tinggal……”

Adelia…..,ingin kucoba tersenyum.tepat dihadapanmu.mengucap selamat hari raya idul fitri.tapi itu hanya sebatas keinginan yang tak mampu terwujud.

Ahh…..,apapun itu. Aku tidak mencampakan semua kisah tentang kita .kusimpan rapi disini.dalam kotak kenangan milik kita.

Adelia….,Sejumput kenangan ini, takkan begitu saja hilang dan takkan kubiarkan hilang meski kau takkan lagi pernah datang membawakanku seutas senyuman.

Kenangan ini……sangat indah sekalipun juga lara……sedih……tapi aku mengerti,

perpisahan bukanlah kehilangan hanya batas tipis antara kisah dan kenangan…………….



Selamat hari raya idul fitri……,sahabat……

Mohon maaf lahir dan bathin

penantian seorang sahabat

Kekuatan untuk bertahan dalam sebuah penantian

Setitik harapan dalam genggaman terjaga

Biar berkali terjatuh keras

Terkapar lemas

Tetap tegar

Seperti terlihat dari kejauhan putih tetap bertahan

Berjuang Melawan hitamnya awan

setia ingin memberi indah

pada langit….



tangisan,kesedihan kesepian perlahan kan berganti

menjadi tawa,bahagia dan senyuman

dalam kepasrahan

dalam kesabaran tanpa lelah

walau Sedikit ruang tuk bernafas,

namun tak menyesakan

Waktu masih setia berpihak



Canda tawa yang pernah tercipta ditempat ini

Jerit tangis yang warnai lembar kisah kita

Dalam Pertemuan,perpisahan

lukisan hidup



Sahabat…..

Kembalimu menjadi sebuah penantian yang tak henti

kukalahkan kelelahan dengan Doa

Engkaulah tetap adeliaku….

tinta puisi adelia

Hari ini tintaku tumpah membasahi kertas

Saat kutulis satu nama

Benarkah tinggal sebuah kenangan

Semua yang berawal dari putih

Seperti tlah berubah warna

Smoga tetap kukenali…



Aku tersenyum mengingat rentetan kisah itu

Walau seketika ada tangis

Sedih bergelayut

Seketika hatiku bergeming

Kenapa cepat berlalu kisah itu

Menyisakan baris baris kenangan

Tentang kita yang harus tergesa menyudahi

Karna haus akan cita cita…



Aku tersenyum mengingat syair syair terahir

saat ramadhan tiba

Saat senja tiba tercipta perpisahan

hampa kembali ada

Kehilangan yang tak diminta

Mungkin keikhlasan ini masih tipis

Merelakan seperti sekedar ucapan saja

Dititik mana kita kan kembali dipertemukan..?

sementara delapan tahun bukan penantian singkat



Terimakasih sahabat untuk semua pahit manis

Kita satu dalam genggaman menjalani

Kini menjadi sebuah kenangan

Kubingkai kujaga

Hingga waktu mempertemukan kita kembali



Sahabat….tinta yang tertumpah ini tentang kita

Penantianku akan hadirmu kembali

Adalah puisi

Adelia…..

Adelia

Ya Allah…..,ramadhan-Mu sebentar lg berlalu. Hari kemenangan kan kembali ku jelang.tidak terasa sudah delapan kali ramadhan dan mungkin lebaran aku harus menghela nafas sesak dan berat. Bagaimana tidak, ini yang kedelapan kalinya aku harus dihadapkan pada kerinduan akan sahabatku. adelia…,gadis yang pernah bermain dalam hari hariku,mengisi ruang hidupku.pelepas dahagaku saatku haus,kanvas putihku saatku melukis rindu,lembar putihku saatku bercerita tentang kegelisahan bahkan kebahagiaan. Tidak akan ada disisiku lagi.hanya untuk sekedar berbagi kebahagian saja dan mengucap kata maaf dihari lebaran yang tinggal beberapa hari lagi. Entah dimana dia sekarang.aku sudah tidak pernah mendapatkan kabarnya lagi.komunikasi kita terputus begitu saja.tapi aku tidak pernah menganggap persahabatan ini telah berakhir.aku masih menyimpan harapan,bahwa suatu hari nanti kita akan bisa bersama lagi.berbagi suka,duka,tawa,canda dan saling bercerita.



2002 lebaran yang dibalut gerimis

“Yan..,aku harus pergi.” ucapnya suatu hari.

“Kemana?” sergahku.

“keluargaku akan pindah.”

“Iya tapi, kemana?”

“jogyakarta.”

“Harus sejauh itukah?” Tanyaku parau.

“Aku pasti akan selalu ngabarin kamu,”

“Aku tau.”

“Yan, percayalah. Aku ngga akan melupakan kamu.” adelia berusaha meyakinkanku.

“Terus gimana dengan kuliah kamu?”sergahku.

“Ya pindah juga kesana.” Sahut adelia.

“Aku akan sangat kehilangan kamu.” Ucapku lirih sambil tertunduk.aku sadar tidak mungkin mencegahnya untuk tetap bertahan disini.hatiku giris menerima kenyataan itu.kehilangan dia bukan hal yang mudah buatku.terlalu banyak kenangan indah bersama dia.tapi apa dayaku.itu sudah menjadi keputusannya.aku hanya bisa berharap. Persahabatan ini tidak akan berahir hanya karena jarak yang membentang.
Waktu begitu cepat bergulir tanpa mampu aku hambat lajunya .tidak terasa sebentar lagi lebaran.aku menarik nafas dalam.menerawang,menatap langit langit kamarku.bayangan wajah adelia terlihat jelas.tersenyum dan menari dipelupuk mataku.sedikit demi sedikit ingatanku tentangnya kembali bermunculan.

“Bang.., ada Tissu ga?” suara gadis dibelakangku.
“Ada non.”

“Berapaan bang?” Tanyanya kemudian.

“Seribu perak, Non.” Sergahku sambil menyodorkan Tissu yang dimaksud.gadis itupun menerimanya sambil menyodorkan selembar lima ribuan.

“Aduh, non. Belum ada kembalian.baru jualan nih.belum dapat penglaris.bisa tolong uang pas saja.” Harapku yang memang kebetulan saat itu aku baru keluar.pagi jam tujuh tiga puluh.

“Kalau gitu simpan saja kembaliannya.nanti besok besok juga kita ketemu lagi. Abang biasa jualan disini kan?” Tanya gadis itu kemudian. Aku hanya mengangguk. Hari hari berikutnya gadis itu jadi semakin sering bertemu denganku sampai pada ahirnya Dia memperkenalkan namanya. Dengan alasan ngga mau denger lagi aku memanggil “Non”. Ya…Adelia, nama yang cukup cantik sesuai dengan parasnya.dari pengakuannya aku bisa menangkap kalau dia adalah anak orang berada.sementara aku. Hanya seorang pedagang asongan disebuah lampu merah jalan Jakarta kota kembang Bandung. Hari demi hari berlalu.entah siapa yang memulai.yang jelas, keakraban makin terjalin antara aku dengan Adelia. Dan terjalinlah sebuah persahabatan. Ya…persahabatan yang bagiku sangat berarti.

“Yan. Ada kalanya waktu memberi kesempatan buat kita gapai cita. Tapi, adakalanya kita juga harus mengalah pada sang waktu.dan bisa menerima kenyataan.”

“Aku tau, Lia..”

“Terus. Kenapa kamu bersikap seperti ini?”

“Kamu ngga malu berteman denganku?”

“Kenapa harus malu, Yan?” Adelia balik bertanya.

“Kamu kan anak orang kaya.sedangkan aku..,Cuma pedagang asongan yang dekil,kucel dan bau lagi.”

“Harus berapa kali aku bilang sama kamu. Singkirkan semua perasaan yg ngga jelas itu.bukan baru kemarin sore kan kita saling mengenal dan bersama sama? Sudah tahunan, Yan. Kamu ingat itu.” Tukas adelia saat itu . aku tersenyum sendiri didalam ruangan kamarku yang pengap.lalu perlahan tanganku meraih selembar surat yg tergeletak diatas meja kecilku. Surat pertama dari adelia yang hampir setiap hari atau malam selalu aku baca berulang ulang. Sebelas januari 2003. aku menerima surat pertama adelia tanpa sebuah alamat yang jelas.disitu hanya ditulis kota jogyakarta. Yang jelas disitu Dia banyak bercerita tentang suka dukanya memperoleh kawan. Dan Dia juga ungkapkan tentang kesepiannya.tentang rasa kangennya terhadapku. Saat itu aku memujinya. Bahwa adelia tidak berubah,Dia tetap seperti adelia yang aku kenal dulu. Ceria, manja dan juga lembut.



Suatu hari disenja yang sedikit berkabut. Adelia pernah memintaku datang ketempat kita berdua biasa bertemu.disebuah tempat yang cukup jauh dari keramaian.sebuah tempat yang cukup indah dan menyimpan banyak kenangan tentang aku dan adelia. “Yan, met ultah ya,” ucapnya saat itu.sementara aku hanya bisa tersipu malu dan begitu takjub. Ternyata kamu ingat sekali hari ultahku. Belum lagi dengan hadiah hadiah yang kamu berikan untukku setiap mau lebaran. “Yan. Coba kamu pakai baju ini.cocok ga?” pintanya suatu hari. “Kamu terlalu baik, Lia. Ini bukan yang pertama kamu ngasih hadiah buatku.” Ucapku dengan senyum girang.sebuah baju muslim serta sajadah dan kopiah.yang aku tau harganya pasti mahal.sampai saat ini semua itu masih tersimpan rapi dilemariku.aku sudah tak bisa memakainya lagi.karna postur tubuhku yang mungkin bertambah besar.jadi semua pakaian itu sudah nampak kecil.tapi aku tak pernah berniat untuk menyingkirkannya atau memberikannya pada orang lain.aku tetap menyimpannya bersama dengan sejuta kenangan tentangnya.



“Lusa kan lebaran,Yan. Gimana kalau sore ini kita buka puasa bersama dirumahku?” ucap adelia suatu hari.

“Aku malu sama keluarga kamu,”

“Kenapa harus malu? Kan kamu dah beberapa kali ketemu mereka.”

“Entahlah, aku Cuma merasa seperti itu aja.” Ujarku hati hati.

“Pokoknya ngga ada alasan. Sore ini kita buka puasa bersama.” Sergah adelia kemudian.

“Aku usahakan,”

“Harus..! nanti aku jemput sekitar jam lima ke kontrakan kamu.”

“Ya udah terserah kamu saja,” akhirnya aku mengalah.walau sebenarnya aku benar benar bingung.bagiku dia terlalu baik.setidaknya aku harus tau diri, bahw siapa diriku ini? Aku hanya seorang anak jalanan yang terdampar dari satu sudut kota kekota lainnya.hingga pada ahirnya aku mencoba bertahan di kota bandung dengan cara berjualan asongan.satu harapanku ingin segera punya uang agar aku bisa melanjutkan lagi sekolahku.setidaknya aku bisa sampai sma.kalau mengingat umur sih seharusnya aku sudah tamat sma dari beberapa tahun yang lalu.tapi apa boleh buat,keadaan yang memaksaku seperti ini.



Samar samar lewat celah celah jendela kamarku terdengar suara adzan magrib. alhamdulillah tidak terasa adzan magrib sudah berkumandang.membuyarkan semua lamunanku tentang adelia. Hmmm..,waktunya buka puasa nih. Gumanku dalam hati sambil beranjak dari tempat tidurku untuk segera berbuka puasa dan dilanjutkan dengan sholat magrib. Ya Allah…terimakasih atas segala nikmat yang Engkau berikan pada Hamba. Terimakasih Ya Allah.., Tidak terasa puasa tinggal beberapahari lagi.dan itu artinya lebaran akan tiba.cepat sekali waktu berjalan. Met buka puasa adelia….,bisikku lirih dalam hati.



Malam begitu pekat.bintang yang biasanya ramai bercengkrama dilangit tidak nampak satupun.sementara aku…,sepulang sholat tarawih kembali merebahkan tubuh di tempat tidur.entah apa yang berkecamuk dalam pikiranku? Aku hanya merasa ada sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku.namun akupun enggan menyingkirkannya.dan tanpa aku sadari bayangan adelia kembali menghampiri.semua begitu teramat nyata.bagaimana aku mengenalnya,bagaimana aku melalui hari bersamanya?sampai pada ahirnya kita harus terpisah oleh jarak dan waktu.selintas ingatanku tertuju pada penggalan suratnya… O..ia saat ini aku lagi relaxing (baru nyampe….jam 17.37 wibb,- karena bis panitia health division check outnya paling ahir) alhamdulillah pelaksanaan berjalan lancar. Lumayan capek,Yan. Belum lagi besok masuk pagi, sore full time…. Jam 07.00 – 08.40 ada structure III Jam 08.40 – 10.20 ada speaking III Jam 10.30 - 12.00 ada writing III Jam 12.30 - 14.20 ada reading III . Pokoknya padat banget, Yan. Makanya saat ini sambil nulis surat aku lagi asyik nyantai ditemenin “ The coors “ – All my love in the world I Really like that song very much…. Ini alamat emailku,Yan. Siapa tau suatu saat kamu memerlukannya. Pink-adelia3r@yahoo.co.id Itu yang kubaca.



Itulah bagian isi suratnya yang aku baca secara acak. Namun setelah itu, aku tidak pernah mendapat lagi kabar tentangnya.entah apa yang terjadi? Aku tidak pernah tau. Aku Cuma bisa berharap dan berdoa, bahwa adelia baik baik saja. Suatu saat aku memberanikan diri mengiriminya sebuah surat melalui alamat email yang pernah dia berikan padaku disuratnya.



Lia…,aku ngga tau apakah kamu akan membaca ini atau tidak? Aku hanya ingin tanyakan beberapa hal terhadapmu. Persahabatan…,sebenarnya itu memiliki arti yang bagaimana? Apakah luka,apakah sepi arti yang sebenarnya? Atau apakah penantian sia sia bukti dari semua ini? Aku bingung. Dengan apa yang sekarang tengah terjadi dalam hidupku Atau mungkin aku yang terlalu berharap lebih pada persahabatan kita ini? Aku sungguh tidak tau, Lia. Yang aku tau Cuma satu hal. Bahwa kamu tidak akan pernah melupakanku. Seperti halnya aku yang juga selalu mengingatmu. Tolong..jangan kamu biarkan tanganku ini menampar wajahku sendiri.tolong jangan kamu biarkan angin dan sang waktu menertawakanku atas kecengenganku ini Jika memang aku nampak seperti lelaki yang lemah.. Aku Cuma butuh jawaban. Tentang persahabatan kita ini. Cobalah kamu kenali suara ini.suara yang selalu meneriakan kerinduan terhadapmu Cobalah kamu kenali goresan ini.goresan yang selalu menuliskan kata sahabat…sahabat dan sahabat…! Jika kamu masih mengenali semua itu.tolong kamu balas emailku ini. Lia…katakan bahwa hari hari kemarin kamu memang benar benar sibuk. Katakan bahwa persahabatan ini masih milik kita. Katakan bahwa kamupun merindukanku?!!... Jangan kamu biarkan hati ini kering karena kerinduan yang teramat sangat. Aku mohon, Lia…. Jika memang semua itu masih utuh dalam diri kamu. Dan asal kamu tau Bahwa aku disini akan selalu menunggumu. Ditempat kita biasa bertemu…



Wasalam..,

Balada Yans Amole….



NB: Sahabat…. Aku tidak pernah tau kau dmana saat ini? Aku hanya yakin satu hal Bahwa kau berbahagia

di bulan ramadhan ini dan sebentar lagi hari yang fitri tiba

Hari kemenangan kita bersama.

Satu pintaku Lepaskanlah beban dalam hati

untukmu aku ada disini ditempat ini, menanti kau kembali………