Jumat, 15 Oktober 2010

goresan sesal perempuan

Malam tenang merambat pelan. Bulan tersipu di balik awan. Sinarnya menjelajah hingga ke sebuah bangunan rumah sakit. Disalah satu ruangan sepasang kekasih terlihat dengan wajahnya yang mendung.
Wajah yang cukup Nampak terlihat letih disertai garis garis sesal.
Kudengar kusaksikan kurasakan ungkapan terahir yang diucapkan seorang sahabatku menjelang kepulangannya pada Tuhan.
Seperti sebuah ungkapan pengakuan rasa sesal terhadap perempuannya.
“Tuhan memberimu kesempatan tuk berubah,tapi kenapa aku tetap dengan keegoisanku.dengan emosiku menganggap itu kebohongan. Maaf….maafkan aku atas kejahatanku terhadapmu.” Kata kata yang ditutup dengan hembusan nafas terahirnya tanpa sempat sang perempuan menggerakan bibirnya.
Tak ada suara jawaban dari sang perempuan.Hanya tatapan matanya yang menerawang ke langit-langit kamar. Berharap ada keajaiban menyentuh lelakinya hingga bisa disembuhkan seperti sedia kala.
Tapi Tuhan berkehendak lain……
Sesaat kemudian terdengar isak tangis yang memilukan.tangisan duka serta sesal seorang perempuan yang pada ahirnya bisikan lirihnya melahirkan sebuah goresan hati.
Sebuah goresan hati sang perempuan…..

Aku belum membahagiakanmu dengan pengabdianku
Dengan kesungguhanku dijalan-Nya
Aku perempuanmu
Yang terlambat untuk setia padamu
Dalam cinta kasih bersama kepada Tuhan kita

Aku perempuanmu yang sempat terjerat oleh pekat
Terbuai mimpi mimpi semu dunia
Kukacaukan semua impianmu
Kuhambat harapanmu
Menyaksikanku berpakaian iman…..


Seorang perempuan yang masih duduk dibangku kelas tiga smu.sebut saja namanya “cemara”
Sebagai seorang perempuan ia lupa akan jalan yang seharusnya ia tuju. Ia lebih asik dan menikmati kehidupan yang seharusnya tak disentuhnya.mencari cinta dengan alcohol.dari mulai menghabiskan setiap malam di discotique sampai menghabiskan waktu dengan narkoba dengan lelaki lelaki tak bermoral.
Sampai ahirnya pada satu malam ia dipertemukan dengan seorang lelaki yang menginginkan ia membersihkan diri dari segala kotor dan noda ditubuhnya.
Tapi sayang,…..disaat perempuan itu ingin menunjukan pada lelaki itu bahwa ia telah berubah.si lelaki terlambat mengetahuinya sampai ahirnya dia meninggal dunia………….


“ Rintihan dan Doa sesal sang perempuan”

Pada redup renung dan berkaca Terkolam riak sesal
Terhampar rasa takut pada kotornya diri ini
ku tadahkan tangan memohon ampunan
pada-Mu Ya Rabb
aku hamba-Mu yang hina penuh dosa


Ya Allah………
Berikan aku kekuatan!
Agar aku dapat di Lepaskan!
dari hidup yang Menyesatkan!

Ya Allah……..
Aku perempuan yang slalu melawan kodrat
Mengabaikan kata Taat
Membanggakan langkah maksiat
Aku perempuan yang buta
Yang bisu akan segala kekuasaan-Mu
Aku takut siksa neraka
Mohon ampunilah hamba-Mu ini
Terimalah taubatku………………………………………………………..



“Tidak ada kata terlambat…” jika kau tulus sepenuhnya hendak bertobat.lantang suaraku menggelegar seolah diri ini paling benar dan bersih. Padahal masih banyak dan bahkan sangat banyak yang harus kubenahi.tentunya dalam keimanan…… Tapi hanya itu kalimat yang mampu kuucapkan padanya.
Pada sosok perempuan sahabatku…………………………

***Note ini ada dan terinspirasi dari kisah sepasang sahabatku.tepatnya dikota bekasi beberapa tahun yang lalu.dimana pada saat itu sang lelaki pergi meninggalkan kekasihnya untuk selama lamanya.
Namun sebelumnya tak pernah terpikir olehku untuk menulis note ini.akan tetapi pertemuanku beberapa waktu yang lalu dengan cemara.tepatnya 16 september kemarin dalam perjalanan sebelas hariku.yang kebetulan saat ini dia memusatkan hidupnya dengan belajar disebuah pesantren yang ada dikota semarang. “menjadi seorang santriwati” aku jadi merasa ingin sedikit menggambarkan kisahnya dengan note sederhana ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar