Minggu, 12 Desember 2010

cerita kecil jalanan jakarta

setahun yang lalu,Siang dengan sengat mentari membakar tubuh. 3 Dec 2009 jam 14.15 wib…saksi dari amarah diri…

Bocah kecil dekil dan lusuh, Wajah pucat penuh ketakutan tertunduk letih.. Seperti kumenyaksikan diriku sendiri……….. Seorang tua bangka yang terlihat penuh wibawa tapi palsu..! Memaki dan mencerca dengan beringas pada sibocah kecil dekil dan lusuh Dengan tangan yg masih menggenggam erat bungkusan kotor yang diraihnya Dari tong sampah… Gurat lapar dan ketakutan terlihat jelas diwajahnya….

Ada apa dengan kehidupan ini…??? Adakah yang salah dengan bocah itu.? Memunguti sisa makanan demi sedikit memanjakan rasa laparnya Tidakkah setitik saja hati nurani tergugah..? Tidakah setitik saja belas kasih dimiliki si tua bangka itu..? Tidak bisakah tangannya terulur sambil berucap, “Nak. Makanan ini kotor.., jangan engkau makan. Biar nanti saya ambilkan dari dalam..”

Ada apa dengan kehidupan ini..??? Apa yang dulu kualami harus kembali kusaksikan melalui bocah itu…
Yeeaah..,aku pernah berada diposisi itu. Dimana untuk mendapatkan sesuap nasi,harus kubiarkan tanganku ini tertusuk duri duri yg yg terselip di sampah2 makanan. Dan harus membiarkan tubuh dan jiwa ini menangis pedih oleh sayatan serta caci maki… Dengan dada sesak dan amarah yang membuncah,menggelegar dan panas bagai lava… Kuhampiri situa bangka itu….hampir saja kudaratkan pukulan kewajahnya jika saja aku terlambat menyadari,bahwa amarah ini tidak perlu aku turuti..... lalu tatapanku tertuju pada bocah itu.... ingin Kuraih tubuh bocah kecil dekil dan lusuh itu,tapi apa yang terjadi….,bocah itu mundur beberapa langkah sampai akhirnya membalikan tubuh dan berlari bagai angin membelah Keramaian dan kebisingan jalanan Jakarta…
sampai akhirnya sekejap tubuhnya sudah hilang ditelan tikungan jalanan …

Hati ini teramat pedih, aku tau..mungkin buat si bocah itu,siapapun yang mendekatinya adalah setan atau iblis yang mengerikan dan menakutkan… “akupun sepertimu,Nak…” pekikku dalam hati… Ketakutan yang sama yg kamu rasakan,akupun pernah merasakannya…. Tapi tidakkah kau tau, aku hanya ingin meraihmu,membelaimu serta mendekapmu….. Seperti dulu akupun pernah merasakan dekapan dan belaian saat kuberjuang mempertahankan hidupku.seperti yang saat ini sedang kamu lakukan…..

Bocah kecil dekil dan lusuh…,melihatmu seperti aku tengah berdiri didepan cermin Dan dengan jelas menyaksikan tubuhku sendiri…. Ternyata jalanan Jakarta masih tetap menyimpan keangkuhan seperti dulu… Kualihkan tatapanku pada situa bangka. Geram,marah dan muak yg aku rasakan…. Tapi takan kukotori tanganku ini untuk mencabik cabik tubuhnya… Lebih baik aku berlalu dari situ, menghindari amarah yang nantinya malah akan merugikan diriku. Walau sebenarnya ingin sekali aku melayangkan pukulan,makian ataupun meludahi wajahnya yang penuh kemunafikan dan keangkuhan itu….

Bocah kecil dekil dan lusuh…. Kulihat diriku dalam dirimu… Dikeramaian dan kebisingan jalanan Jakarta… Dimana disitu airmataku sering jatuh, Dari awal pagi sampai terbenamnya mentari… Dimana disitu rasa lapar tak terpenuhi, Dari tibanya senja hingga larut malam nanti……

Bocah kecil dekil dan lusuh….,
percayalah.
Dunia tidak sekeji yg kau bayangkan
Seperti pernah kumerasakannya……
begitupun jalanan jakarta ini,
tidak sekeji perkiraanmu..
ada ruang indah disudut sudut yang akan kau lalui........
Ada keindahan yang pasti akan kau dapat di akhir perjalananmu nanti………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar