Minggu, 12 Desember 2010

Dwi puspa vimala dibulan oktober

kuningan 23 oktober 2010

Malam ini cukup dingin aku tidak bisa berlama lama keluyuran tidak karuan begini.aku harus pulang.namun baru beberapa langkah aku berjalan, kudengar suara sahutan memanggil namaku. aku enggan menoleh kebelakang.aku terus melanjutkan langkahku.lagipula bisa saja kan suara panggilan itu bukan memanggilku.hanya mungkin ada orang lain dengan nama yang sama denganku.pikirku dalam hati.namun apa hendak dikata.suara itu kembali terdengar.suara perempuan yang memanggil namaku.bahkan bukan sekedar memanggil,namun perempuan itu setengah berlari hingga ahirnya sudah ada disampingku.

“yans! Benarkah kau?” tanya perempuan itu yang sekilas terlihat ia sepertinya berpakaian busana muslim dengan anggunnya..
aku menoleh, mataku mengarah kepada perempuan itu. Keningku berkerut. Perasaanku ragu atas pendengaranku ini. aku putuskan bahwa aku salah dengar, lalu melanjutkan perjalananku.
“yans!” teriak perempuan itu kemudian, kini sambil berlari kecil mendekat lagi. aku menghentikan langkah. Menoleh ke arah perempuan itu
“Benar, kau yans?”
aku mengangguk sedikit kebingungan.
“Lupa sama aku? Ucap perempuan itu,”
“Oh,” aku tersentak. Ingatanku cepat melesat dan hadir. Iya, perempuan yang menyapa itu,aku mengenalnya. Meskipun bentuk tubuhnya sudah sangat berubah dengan dibalut busana yang indah. suaranya tidak begitu berubah. Lagipula, ada goresan kecil di pipi yang merupakan tanda yang diketahui secara gamblang sejarahnya.

Dwi puspa vimala,…..yeaah. dia sahabatku semasa sama sama duduk dibangku smp hingga smu.setelah itu bisa dibilang kita kehilangan kontak.aku yang harus berkelana menyusuri kota demi kota demi mencari pekerjaan tuk menghidupi kehidupanku.sementara dia yang aku ingat melanjutkan kuliah kesebuah perguruan tinggi yang ada dikota bandung.kalau tidak salah,dulu dia masuk di UNISBA.

Yah, hari ini tanggal 23 bulan oktober tahun 2010, aku bertemu dengan sahabat lamaku. Kota kecilku kuningan yang begitu sejuk memberikan kesejukannya pada kehidupanku.apakah ini sebuah kisah bersambung dari kisah persahabatanku dengannya beberapa tahun yang lalu? Apakah pertemuan ini sebuah isyarat bahwa sebenarnya kisah persahabatanku dengannya belum berahir.namun sejenak tertunda.dan sekarang,apakah ini kelanjutan dari episode lalu? Entahlah, yang jelas kurasakan takjub dan bahagia dengan kejutan yang aku terima dihari ini.

Perlahan kenangan lalu dengannya kembali hadir.kenangan saat kita sama sama duduk dibangku smp dan smu.dulu dia gadis yang begitu baik dan paling mengerti diriku.itu yang membuatku sangat merasa nyaman bersamanya. Ahh….ada satu kejadian yang kembali kuingat.dulu aku pernah mengalami hal yang paling menyedihkan dan bahkan menyakitkan dalam hidupku.seandainya tidak ada dwi. Entah apa jadinya aku ini. Pada saat itu aku harus menerima perlakuan yang sangat keterlaluan dari kakak kelasku.aku yang memang hidup dari keluarga biasa biasa saja harus menerima penghinaan yang luar biasa dari seorang beni. sungguh aku kangen sekali akan kejadian itu, kejadian dimana tiba tiba hadir seorang dwi sebagai dewi penolongku.yang dengan tegas dia mengatakan bahwa siapapun yang berani melecehkanku maka akan berhadapan dengannya.aku ingin kembali pada saat saat itu,saat dimana dwi dengan begitu lembut merangkulku dan meyakinkanku bahwa apapun penilaian orang lain tentangku,aku tetap sahabat terbaiknya.sederet kalimat dalam bisikan lembutnya yang masih kuingat.

“Yans. Kesedihanmu adalah dukaku.maka tersenyumlah.karna dengan kau tersenyum,itu sudah sebuah hadiah istimewa untukku..”kata kata yang sebenarnya sederhana,namun sangat berarti besar.kata kata yang sangat berharga.
"yans."Teguran dwi cukup ampuh untuk menariku dari lamunanku.
“iya,dwi. Maaf,”
“kenapa kamu melamun?” Tanya dwi.
“tidak apa apa. Hanya saja kebetulan aku jadi teringat kembali kenangan kita dulu.aku seperti mimpi sekarang dipertemukan kembali denganmu.”
“Iya,yans. Aku juga jadi teringat masa masa kita dulu. Itu masa masa yang indah,yans.dan seingatku pada saat itu Cuma kamu satu satunya lelaki yang paling dekat denganku.sampai sampai banyak orang merasa iri dengan kebersamaan kita dulu.dengan persahabatan kita.”tutur dwi dengan begitu lembut.selanjutnya tanpa saling meminta kita saling bercerita tentang perjalanan masing masing dari mulai kita berpisah sampai ahirnya saat ini kita dipertemukan kembali.kita berdua begitu bersemangat saling menceritakan pengalaman hidup masing masing.sesekali diiringi dengan gelak tawa yang begitu lepas.bahkan sesekali diiringi dengan canda canda yang cukup menggelitik.lalu sesaat kemudian kita berdua terdiam.hanya sesekali tatap mata kita saling beradu dan sesekali kulihat segaris senyumnya yang masih tetap sejuk dan indah seperti dulu.

“jadi sekarang kamu tinggal dipapua dan bekerja? Jauh sekali,yans.tapi tidak apa.yang terpenting aku sangat lega bahwa kamu baik baik saja dan kamu memang pekerja keras.itu yang aku tau tentang dirimu sewaktu dulu kita masih bersama.”tutur dwi membuka kembali suasana.
“Makasih,dwi..”
“sama sama,Yans. O iya…apa kamu masih lama tinggal dikuningan?” Tanya dwi kemudian.
“masih sekitar dua mingguan lagi.” Jawabku pendek.
“kalau begitu kamu sempatkan yah sedikit waktumu untuk main kerumahku.” Pinta dwi.
“Aku tidak bisa menjawabnya sekarang.masalahnya kan kamu sekarang sudah menjadi seorang ibu rumah tangga.”tuturku penuh hati hati takut menyinggung perasaannya.
“Aku mengerti. Justru karna itu aku minta datang main kerumahku.supaya aku bisa memperkenalkan kamu pada suamiku. Tapi tidak usah tergesa gesa memutuskan.pikirkanlah saja dulu.lalu setelah itu telponlah aku,” dwi mengeluarkan dompetnya, lalu mengeluarkan kartu namanya.
“Ini kartu namaku,”ucapnya kemudian.
“makasih,Dwi. Insya allah aku akan datang main kerumahmu.”
“Baiklah,yans. Malam semakin larut.aku harus pulang dan aku tunggu telpon dari kamu.” Kata dwi kemudian.
“Oh iya,dwi.maaf aku tidak bisa mengantarkan kamu.hati hati dijalan yah..?”
“tidak apa apa,yans. Makasih banyak yah.assalamualaikum…”
“waalaikumsalam….” Jawabku sambil menatap kepergian dwi sampai ahirnya dwi hilang ditelan tikungan jalan pramuka aku masih berdiri mematung.”tidak terasa sudah Sembilan tahun kita tidak bertemu.dan malam ii kita dipertemukan kembali.”gumanku dalam hati.

Senja yang beranjak pergi berganti malam
Menghadiahkanku sesuatu
kembali hadir,
kisah lama persahabatanku dengannya
Sebaris namanya yang terlukis dihidupku
Kembali terlihat nyata…
Dilembar itu,
Dilembar putih yang dulu kita lukis bersama
Dengan pena persahabatan…

Tutur bicaramu, Alunan indah di jiwaku..
Yakinkan kembali diriku
tentang satu nama
“Persahabatan…”
Masih ada,
belumlah binasa………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar