Jumat, 21 Mei 2010

bukan catatan singkat

Tlah tak terhitung hari terjajaki,banyak senyum tercipta diantara riangnya siang.
Suka dan duka ikut merenda hari mengusung mimpi…
Pahit dan manis kita dapatkan,
Haruskah begitu saja hilang…?
Persahabatan ini bukan seperti kaleng minuman yang dibuang jika habis isinya
Bukan sebatas ruang kosong.
Tak dihuni,dicampakan…
Persahabatan ini seperti puisi sekalipun bercerita sedih rangkaian katanya tetap indah.
dan Jika harus kumengurut catatan,
Empat ratus empat puluh dua bukanlah catatan singkat
Bukan sedikit tinta,
Selintas goresan atau sebaris tulisan…
Haruskah disudahi dengan kepahitan..?
Haruskah diakhiri dengan perbedaan yang sebenarnya bisa dimengerti
Antara keterbukaan dan kejujuran kita sama sama tau menempatkannya
Antara batas emosi dan menahan diri,mungkin benar sangatlah tipis kadarnya.
Tentang emosi kumengerti…
Kadang bisa tertahan bahkan mengalir deras seperti laju air disungai.
Memang benar dalam persahabatan butuh pengorbanan.
Kejujuranpun punya peran penting didalamnya.

Sahabat,…
Pernah Kuyakinkan kita kan mampu melewati semua ini
Bukan menghibur,
Ku tau seperti yang kau tau.
Ikatan kita terbangun dengan pondasi iman dan keyakinan
Kejujuran serta ketulusan kita kokohkan dan pertahankan.
Kita para pelaku dalam peran ini,
Bukankah Skenarionya tlah kita pahami..?
Dan Jika harus kutanya hati kecilku.
Sepertinya aku tak perlu lagi improvisasi
Mungkin pembelaan diri sekecil apapun sudah tak akan lagi berarti
Tlah kujelaskan dibanyak tulisan,
Inilah aku yang akan tetap menjadi aku.
Sekalipun langit menertawai,dan mentari tak mau menyapa lagi

Sahabat,…
Ludahi saja mukaku,
Agar berpalingmu lebih nyata
Injak injak saja tubuhku,
Luapkan semua beban emosimu…
Goreskan saja tinta merah dilembar persahabatan ini,
Bahwa kau teramat membenciku
Makilah aku dengan kedashyatan suaramu,
Agar kepuasan kau dapatkan dalam berlalumu…
Mungkin aku tlah kalah mempertahankan persahabatan ini
Aku kalah oleh keegoisanku sendiri
Kalah oleh kemunafikanku,
Kalah oleh bualan bodohku.
Mungkin tlah kuhitamkan lembar putih ini
Tlah kukeruhkan tetes tetes bening ketulusanmu.
Tak pernah kuinginkan serta terlintas,
Percayalah,…
Keputusanmu melukaiku…
Dan Ingatlah….!
Aku tetaplah aku,
Apapun yang kau lakukan,
Tetap kumendekap erat persahabatan ini
Sekalipun tlah kau hapus namaku.
Seperti pernah kuungkap dalam tulisanku,
“Persahabatan ini mungkin sebatas lewat bagi kebanyakan orang, namun bukan bagiku….”
Jika ini kan menjadi kisah yang singkat,
Aku akan mengukir kisah singkat ini dengan keindahan.
Diatas lembar kanvas terbaikku dengan pena kepedihan.
Dengan jemari kesedihan,
Dengan tinta tinta airmata dan darah sekalipun…
Sungguh,…
Tak terbersit mengiyakan atau mengamini salam perpisahanmu
Namun tak mampu mencegah kepergiaanmu…
Jika itu adalah keputusan yang menjadi jawaban dari kisah kita,
Aku terima,
Sekalipun sakit teriris.
Kubiarkan engkau pergi,
Dengan kelemahan dan tundukku atas putusanmu
Karna kutak pantas merampas hakmu…
Biarlah kunikmati kepedihan akan sebuah kehilangan ini
Pilu dan kesedihan kembali memanjakanku.
Aku kuat,…
Karna kuyakin istimewanya persahabatan kita…

terimakasih sahabat...,
bagiku persahabatan tetaplah persahabatan
bukan sekedar sebuah nama,
bukan sekedar sebuah kerlip semu.
ta’kan kuubah menjadi apapun sekalipun kau beranjak pergi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar