Senin, 27 September 2010

Tiara dalam kenangan

July 2009….sebuah kisah atau sebuah kenangan lama harus kembali menghias hari hariku.bagaimana tidak.pandanganku tertuju pada wajah seorang gadis dalam photo disebuah situs internet salah satu layanan jaringan social internet yang juga bisa dibilang sebagai fasilitas untuk berteman dan membina kehidupan sosial (Facebook). Benarkah yang kulihat ini?ini memang sudah teramat lama sekali.sudah belasan tahun.tapi wajahnya benar benar sangat tidak asing bagiku.terlebih lagi dengan senyumnya..aku ingat sekali waktu dulu aku dapat melihat dan merasakan langsung keindahan senyumnya itu serta kehangatan sentuhan tangannya dalam jabat perkenalan. Aku harus bisa menjawab pertanyaan ini.namun seandainya benar wajah dalam poto itu adalah sosok gadis yang dulu pernah bermain dalam anganku.apa yang harus aku lakukan? Karena aku yakin pasti Dia lupa atau sudah tidak mengenalku.karena biar bagaimanapun perkenalan kita waktu itu sangatlah teramat singkat.tidak ada perbincangan hebat. Lalu dengan dibalut rasa penasaran yang teramat sangat aku coba melihat profilenya.namun sayang..,profilenya terbatas hanya untuk teman.berarti aku harus jadikan dia temanku dulu.baru aku bisa lihat profilenya. Bisikku dalam hati.



Hari hari berikutnya aku hanya menunggu konfirmasi darinya. Dan itu sungguh tidak sia sia. Dia menerima ajakan pertemananku. Saat itu yang pertama kali aku lakukan langsung melihat profilenya,harapanku semoga tidak di private berlebihan. Ternyata benar, profilenya cukup terbuka. Tapi sayang, ada keraguan dalam diriku setelah melihat profilenya. Bagaimana tidak. Disitu tercantum Dia beralamat Jakarta, bukan kuningan.salahkah aku? Gumanku dalam hati. Tetapi koq Dia masuk dalam beberapa Group Komunitas kuningan?! Aku harus coba cari tau lebih banyak lagi tentang Dia. Sampai pada ahirnya aku berhasil ngobrol dengan nya lewat fasilitas obrolan facebook.dari mulai menyapa,sampai mulai berani aku sedikit demi sedikit menanyakan sesuatu terhadapnya. Dan itu terjadi dihari hari berikutnya.kita saling bercerita tentang apa saja.pelan tapi pasti keakrabanpun mulai terjalin.Dan saat dia bertanya tentangku, sungguh aku tidak pernah menduga kalau dari situ selain aku ingin memgetahui tentangnya ada kisah lain yang terungkap dari hidupku sendiri.mungkin ini bisa dibilang, semua serba kebetulan… “Sory, Kamu jangan marah ya..,” Tukasku pelan. “Kenapa?” “Nama kamu mengingatkanku pada seseorang yang ada dan tiada.” “Maksud kamu?” Tanyanya penasaran.tapi aku sedikit mengalihkan topic pembicaraan.aku merasa belum waktunya aku berterus terang tentang rasa penasaranku terhadapnya. Bahwa aku pernah mengenal dua sosok gadis bernama tiara, yang satu kuyakini adalah Dia.Tapi sayang tiara yang satunya lagi yang pernah menjadi bagian hidupku telah tiada bersama dengan angin dingin februari. Dan ahirnya tiara yang ini sepertinya sangat penasaran sekali, lalu aku coba ceritakan tentang tiaraku yang telah tiada itu. “Pantaskah aku menceritakannya? Dan tidak terlalu berlebihankah?” ucapku ragu. “Ceritakan, Yan. Jika itu bisa membuatmu lega.” “Kamu percaya cinta?” tanyaku pelan. “Cinta…?! Aku sendiri bingung, Yan. Tapi aku berusaha percaya.” “Aku pernah punya kenangan tentang cinta. Dimana disitu harus ada suka dan juga getir,” “Teruskan, Yan…” pinta tiara. Lalu akupun menceritakan tentang kisah cintaku yang harus kandas karena takdir. Rasa sakit,sesak,getir serta kehilangan membahana menjadi satu mengungkung hidupku saat itu. “Benarkah, Yan. Namanya tiara?’ Tanyanya saat itu. “Iya..,Cuma bedanya. Kalau kamu tiara amelia sedangkan Dia, tiara khoerunisa.” Jawabku sesak. “Apa sebenarnya yang terjadi, Yan? Nama sama dan juga pernah sama2 bertarung melawan sebuah penyakit yang cukup ganas.sama sama pernah divonis dokter.Cuma bedanya….ohhh..,malang sekali tiaramu itu, Yan.” Ucapnya saat itu. “Aku juga tidak tau. Dan sungguh akupun kaget saat kamu bilang bahwa kamupun pernah bergelut melawan penyakit kanker itu.” “Yan, sungguh aku jadi takut.” “Sudahlah..,yang terpentingkan kamu berhasil melewati semua itu.” “Aku bisa membayangkan, bagaimana tiaramu berjuang melawan penyakitnya itu. Karena akupun pernah merasakannya.” “Semua sudah kehendak-Nya..,bukankah pada ahirnya kita semua juga akan kembali pada-Nya?’ sergahku. “Kamu benar, Yan. Hanya saja aku merasa terlalu banyak kebetulan disini. Apa wajahnya juga mirip denganku?” tanyanya spontan. “Entahlah, kalau soal itu aku ngga bisa membandingkan.” Ungkapku berat. Sebenarnya saat itu aku ingin sekali mengatakan bahwa kamupun pernah ada dalam kehidupanku.tapi aku masih ragu. Aku harus mencari tau lebih banyak lagi tentangnya. Tentang siapa Dia sebenarnya? Apakah benar Dia adalah Gadis yang pernah Aku kenal? Walaupun saat itu ada luka lama juga yang kembali terangkat kepermukaan. Tentang tiaraku dimasa lalu yang aku sebut dengan Angin Dingin Februari. Tapi aku sadar, hal itu tidak menjadikan luka yang menyakitkan lagi buatku.karena itu sebuah kenangan indah yang teramat sayang bila kuanggap sebagai luka.

Dengan rasa penasaranku yang cukup besar pelan pelan aku mencoba membaca catatan catatannya. Sungguh catatan yang luar biasa. Bagiku itu bukan sekedar catatan. Itu sebuah kejujuran hati,sebuah ungkapan nyata. Semuanya benar benar sangat menggugahku dan semakin membangkitkan rasa kepenasaranku tentangnya. Satu catatan pertama milik dia yang aku baca adalah “ Langitku “

aku adalah langit tak berbingkai..... kubiarkan bintang bintang disekelilingku .... menemaniku.... menghiasiku,,,,, jangan pernah datang padaku .... kau akan mati dan tersesat .... meski ku ingin kau ada di sini. langit.... tak berbintang, gelap namun indah... Seindah langit malam kau dan aku,...

dan juga “ SENJA” sebuah catatan yang sangat menarik menurutku. Disitu nyata terlukis tentang sebuah cinta,sebuah kehilangan,keputusasaan serta kesepian. Aku sampai berani mengambil kesimpulan bahwa ini bukan sekedar tulisan…,melainkan sungguh tentang sang penulisnya. Dan membuatku memberanikan diri sedikit mengomentari catatannya itu…” semua orang pernah merasakan sebuah kesepian..,tergantung kita bisa atau tidak memaknai dan mengambil hikmah dari kesepian itu sendiri....,percayalah..kebahagiaan tidak slalu datang ditengah keramaian” Dan sejak saat itu akupun membuat sebuah catatan yang secara pribadi yang memang aku tujukan untuknya. Tentang sebuah kebetulan yang pernah Dia sebut. dan catatanku itu sebenarnya sengaja aku buat untuk mengajaknya sedikit menerawang kemasa lalu. Dimana disitu ada sebuah perkenalan yang teramat singkat, tetapi menjadi sebuah kenangan yang selalu aku jaga.

“Semua sudah Kehendak-Mu Ya Allah….”

kebetulankah semua ini.......? tapi aku percaya semua sudah kehendak-Mu ya Allah............ kekuasaan.....kebesaran....anugerah serta mukjizat-Mu sungguh nyata Engkau pernah ambil sesuatu dari diriku yg memang bukan milikku,tapi milik-Mu yg Engkau titipkan padaku tapi Engkau kembali berikan aku sesuatu milik-Mu untuk kujaga semua atas nama-Mu ya Allah........... semua atas kehendak-Mu....... dari semua kebetulan yang aku temui.........aku bersyukur pada-Mu ya Allah aku berusaha belajar dengan kehilangan sesuatu aku akan mendapatkan kembali sesuatu yg lebih baik sesuatu yg memang sudah Engkau persiapkan Ya Allah.......

hari ini.......aku sungguh tidak tau apa apa tapi kutemukan sesuatu yg teramat pernah berarti dlm hidupku sebuah kenangan yg kembali seakan nyata hadir kembali dlm hidupku...... lewat sebuah senyum,untaian kata yg indah,serta tuturnya yg lembut sungguh ini mukjizat-Mu yg luar biasa ya Allah.......


terimakasih ya Allah........ aku bersyukur atas semua ini

terimakasih buat tiara amelia.met ultah ya...terlambat ga apa2 kan?daripada tdk sama sekali, tambahku dalam catatan itu.


“tiara…” “Ian,” sahutku sambil menjulurkan tangan.perkenalan yang cukup singkat namun benar benar meninggalkan kesan yang sangat dalam bagi diriku.entah kenapa saat aku berada di cirebon.aku selalu saja memikirkan gadis itu.selain ingin segera pulang kekuningan untuk menemuinya atau bahkan hanya sekedar dapat melihat senyumnya saja itu sudahlah cukup buatku.

“Rin..,” “Apa sih?” Tanya rianti ketus. “Salam ya..,” ucapku. “Buat siapa? Tanya rianti kemudian sambil membenarkan letak duduknya. “Tuh..,tiara.” Sergahku sambil menunjuk kearah kamar yg kebetulan pintunya tidak tertutup.jadi bisa terlihat jelas orang yang ada didalamnya. “Bener nih…?” “Serius…” Tukasku meyakinkan. Entah salamku pernah disampaikannya atau tidak.yang jelas saat itu aku mulai jarang bisa pulang atau main walau cuma sebentar. kegiatan diproyek cirebon benar benar menguras semua waktuku.sampai sampai aku pernah berpikir…,apa aku buang saja jauh jauh anganku tentang tiara? Dan pernah juga suatu hari aku menyelipkan sehelai kertas dibawah pintu kamarnya,tapi sayang.belum sempat sehelai kertas yg bertuliskan sebuah puisi itu dibaca sama tiara. Bi ade yang biasa masak dan beres beres dirumah itu,melihat ada kertas terselip dianggapnya sampah.disikatnya sama sapu menyatu dengan sampah atau debu lain didalam rumah.aku Cuma bisa diam terpaku. Memalukan..!! pekikku dalam hati.padahal puisi itu aku buat dengan susah payah.walaupun aku saat itu tidak tau apakah tiara menyukai puisi atau tidak?.

Waktu terus berjalan tanpa mampu aku hambat lajunya.seiring dengan itu.komunikasiku difacebook dengan tiara semakin lancar. Dari mulai ngobrol,berbagi cerita sampai saling mengomentari status atau catatan masing masing.sebenarnya pada saat itu aku sudah semakin merasa yakin bahwa tiara yang aku kenal sekarang ini, adalah tiara yang sama yang pernah aku kenal dimasa laluku. Dimasa belasan tahun yang lalu. Saat Dia menjadi anak kost dirumah keluarga angkatku. Namun biarpun begitu aku tidak bisa semberono langsung menceritakan atau mengungkapkan semua ini terhadapnya. Aku masih takut salah. Bisa berabe dan malu nantinya kalau seandainya salah orang. Aku harus mengorek lagi inpormasi tambahan darinya agar aku bisa yakin dengan kenyataan yang nanti akan aku hadapi.

18 sept 2009. akhirnya segala rasa penasaranku selama ini terjawab. ini mungkin berkah Ramahan serta Idul fitri buatku

“kamu kenal, Rianti novitawati? Tanyaku suatu hari “Lupa2 ingat,” “Atau rito anak perum cijoho?” “iya benar, yan . aku kenal. Mereka berdua kan anak smu I kadugede,.terus rumahnya juga kan kalau rianti mah dijalan siliwangi. Walaupun memang.bapaknya juga punya tempat tinggal dicaracas.jadi setauku rianti bolak balik siliwangi caracas” Ujar tiara panjang lebar. “Iya kamu benar…,”tukasku seadanya.padahal dalam hati aku pengen sekali segera bilang.kalau aku tuh dulu sungguh pernah sangat menyukai kamu.suka dan cinta yg tidak sempat aku utarakan. “Tunggu, yan….,sebenarnya kamu siapa,Yan?” “Maksudmu?”aku balik Tanya pura pura ngga ngerti. “Kamu koq bisa tau rianti dan juga rito?” “Bukan Cuma itu,seluruh keluarga rianti aku tau.” “Yang bener,Yan. Siapa kamu sebenernya?” “Ceritaku ini akan menjadi jawaban dari pertanyaan kamu.” “Cerita apa?” Tanyanya penasaran. “Semua ini tak lebih tentang perjalanan hidupku.tentang sebuah kenangan” “Apa hubungannya perjalanan hidupmu dengan keluarga rianti?” “Makanya aku akan ceritakan dari awal. Walaupun mungkin secara singkat, Tapi tidak akan aku kurangi bagian yang penting pentingnya.” “Kalau begitu tolong ceritakan sekarang?” pintanya. “Semua berawal dari hidupku yang mana disitu aku terpaksa harus berjuang hidup dijalanan. Sesuatu yang sebenarnya tidak pernah aku harapkan. Aku harus terbuang dari tengah tengah keluargaku sendiri. Kedua orangtuaku berpisah dan aku…,sungguh memalukan. Jalanan harus menjadi rumahku,kamar tidurku,dapurku sekaligus tempatku mencari nafkah untuk bertahan hidup. Padahal aku sungguh masih butuh belaian kasih sayang dari orangtua. Tapi aku berusaha untuk tidak menyesalinya, aku jalani semuanya dengan tanpa ragu dan jenuh.serta berusaha ikhlas” “lalu?” “Tuhan sungguh adil,” “Lalu?” “Aku dipertemukan dengan sebuah keluarga yang mengantarkanku pada sebuah keyakinan. Bahwa aku masih sangat beruntung dan patut bersyukur.” “Maksudmu keluarga,Rianti?’ “Belum sampai kesitu,” “Lalu?”

“Aku mau nanya,Bukankah rianti sama delima kuliah dibandung?” Tanyaku. “Iya…” “Dan putus dari rito juga kan saat mereka kuliah dibandung.rianti yg di unpas,sementara rito dilpkiai.” “Kamu koq tau banyak,Yan?” “Bukankah kamu juga kost dirumah rianti yang disiliwangi?” “Siapa kamu,Yan?” “Biarkan aku selesaikan ceritaku.” Ujarku santai.sambil kembali melanjutkan ceritaku.hampir semua yang aku ingat tentang kenangan belasan tahun yang lalu aku ungkap dan ceritakan pada tiara.sepertinya tiara menikmatinya dan mulai hanyut dalam ceritaku itu. “Maksudnya apa, Yan?” “Aku diangkat anak oleh orangtuanya Rianti,” “Dan kamu sering pulang ke siliwangi?” “Iya,” “Dan kita pernah kenalan?” Tanya tiara sambil berusaha mengingat ingat sesuatu. “Iya..,saat itu aku benar benar naksir sama kamu.aku jatuh cinta sama kamu. Tapi sayang aku tidak pernah mampu dan mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkannya padamu.aku pernah beberapa kali titip salam ke rianti buat kamu.tapi aku juga tdk pernah tau,apakah salamku itu disampaikan ke kamu atau ngga? Yang aku tau pada saat itu.aku benar benar suka sama kamu.” “Kamu serius,Yan?” Tanya tiara. “Seandainya dulu sempat terucap,sempat aku ungkapkan kata cinta itu.mungkin dalam hidupku saat ini akan ada kisah lain selain puisi yang tersekat dan angin dingin februari.” “Haahaah..dasar kamu, Yan.” “Kenapa?” “tidak apa apa., Yan. Aku mandi dulu ya…?” “Enakan mandi di rumah tua jalan siliwangi.yang kamar mandinya besar juga bak mandinya yang besar.ditambah lagi dengan air dinginnya yang ngga berhenti mengalir.” “iya bener banget, Yan. Jangan jangan dulu kamu suka ngintip aku kalau mandi.” “Aku ngga perlu menjawab,kamu pikir saja sendiri ya.” Sergahku “hayo ngaku..,pernah ya?” “Kalau pernah emang kenapa?” “Ih..dasar, iseng banget sih ngintip orang mandi.” “iseng yang menyenangkan kan?” celotehku. “yan, pasti jika sekarang kamu dah punya pacar atau mungkin isteri.orangnya cantik ya…?” “aku mencari cinta atau pasangan hidup.bukan karena cantik atau paras yang elok.” “Aku tau, tapi minimalkan…,” “Aku cari wanita yang benar benar bisa menerima dan mengerti aku dengan segala keterbatasanku.Cuma kebetulannya aku dapatnya yang cantik terus.” “Haaahaah..dasar.,” “Ketawa lagi, kenapa sih?” “Ada donjuan ternyata disini ya…”sindir tiara.aku hanya bisa tersenyum sambil mengingat kembali masa masa kebelakang yang sungguh penuh dengan dilemma.entah itu tentang cinta,persahabatan serta tentang pertarungan hidupku sendiri melawan ketidakberdayaan yang sangat menyesakanku.yang jelas..,sekarang aku lega dan sangat senang, ternyata dugaanku selama ini tidak keliru. tiara yang aku kenal lewat facebook ternyata memang benar benar sosok tiara yang dulu pernah aku kenal dan pernah bernaung dalam hatiku.walaupun tidak sempat berpacaran…. Terimakasih Tuhan…Engkau telah tunjukan lagi kebesaran-Mu untukku. Dan saat ini, saat kebenaran ini sudah terungkap. Aku hanya bisa berharap kita bisa dekat dalam sesuatu yang lebih berarti dan berharga. Dalam sebuah ikatan pertemanan atau persahabatan…., mungkin itu yang terbaik. Karna toh saat ini kita sudah memiliki kehidupan masing masing. Tentang kenanganku dulu tentang sebuah senyumannya yang sejujurnya masih tetap membekas dalam ingatanku dengan sebuah cinta yang tidak pernah sempat aku ungkapkan, biarlah tetap menjadi sebuah kenangan yang akan senantiasa menghiasi kehidupan kita.dan semakin mendewasakan kita dalam mengarungi hidup. Karena sungguh…,sebuah kenangan bukan untuk dibuang.karna itu tidak akan bisa. serta bukan sebuah beban. Melainkan sesuatu yang patut kita jaga. Karna kadangkala, kenangan dimasalalu bisa menjadi sebuah penyemangat hidup. Dan satu hal lagi, cinta serta persahabatan sesuatu yang harus benar benar bisa kita hargai dan mendapat tempat yang pantas dan semestinya dalam kehidupan kita…..


T A M A T

Catatan tambahan:

Aku masih ingat saat seorang tiara mengomentari catatanku,

teruskan ceritamu,toh angin masih berhembus dan bintang masih berpendar diangkasa. Angin juga masih setia berbisik tentang kabar dan harapan...

susun potongn puzzle kisahmu dengan harapan sebagai bingkainya, cita dan cintamu bisa kau genapi keduanya... hanya tinggal kau langkahkan kakimu, menjemputnya...seperti kau tuliskan setiap rasa lewat bait-bait syairmu.

Belum usai,takkan usai..... jika masih ada sejuta asa dijiwamu !

dan salah satu koment tiara lagi dalam catatanku….,


sekali lagi kisah persahabatan yg menyentuh,banyak sekali kisah yg terjadi dalam kehidupanmu yan....banyak sekali orang orang istimewa yg hadir disana. beruntunglah...jadi bukankah patut berbahagia ?
terima kasih membagi kisah kisah dan tulisan yg indah yan.....

Ahirnya kini baru kusadari.baru aku bisa mengerti dengan kalimat kalimatnya disepenggal catatanku itu.
Dan kusimpulkan bahwa ini memang benar benar sebuah kebetulan yang sangat luar biasa kebetulan.ternyata kenangan itu biarpun seperti apa isinya,tetaplah indah jika kita bisa menyikapinya dengan bijak.tanpa keegoisan.
Dan catatan ini tercipta bukan karna aku ingin membuka kembali sesuatu yang jelas jelas sudah harus tersimpan rapi. Namun sekedar ingatan untuk melangkah lebih baik dan baik lagi.karna toh aku tengah mulai menikmati kehidupanku yang saat ini.
dan tiara....,itulah kenangan……
kini, aku dalam kehidupanku disini.dan dia dalam kehidupannya disana. menyusun potongan potongan puzzle kehidupannya….

kesimpulannya…., tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau aku akan menulis cerita tentangku dan tiara. Bahkan mungkin tiara pun tidak pernah membayangkannya., Tetapi seiring waktu dari seringnya kita slalu berkomunikasi lewat facebook. Pelan pelan aku mulai mengingat sesuatu. Bahwa tiara yang beberapa waktu ini aku kenal di facebook, ternyata dia juga adalah wanita yang istimewa dalam masalalu dan kenanganku sampai saat ini. Yang jelas semua tentang kisah belasan tahun yang lalu. Dimana pada saat itu aku sungguh mengaguminya. Aku hanya berharap semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk sebuah tali silaturahmi yang baik pula……….

2 komentar:

  1. membaca catatan ini,...seolah kembali membuka cinema layar kehidupan.

    kenangan menjadi judulnya....

    terima kasih membingkai kisah ini dengan begitu rapi dan indah,sahabatku ^^

    BalasHapus
  2. membaca kisah ini sangat terharu jd ingat kata pepatah


    semalam adalah suatu kenangan
    hari ini adalah suatu kenyataan
    manakala esok adalah suatu penantian
    kenangan semalam hendaklah kita simpan buat pedoman di hari depan
    dan kenyataan hari ini henfdaklah kita tempuhi dgn tabah
    tetapi kita juga harus bersedia untuk menanti hari esok yg merupakan suatu penyeksaan

    BalasHapus